SITASI dan BIBLIOGRAFI Menggunakan MS.Word jenis Harvard Style
Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Melitus atau yang lebih
dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia). (Syaifuddin,
2016)
Penyakit ini
merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi di dunia. Pada tahun 2013,
382 juta orang hidup dengan diabetes dan akan meningkat menjadi 471 juta orang
pada tahun 2035. (Arman, 2016) Jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2000 menempati urutan ke-4
terbesar dengan prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan diatasnya adalah India (31,7
juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika serikat (17,7 juta jiwa). (Adrian, A., Fathonah, S., Amatiria, G., 2017)
Diabetes Melitus adalah
penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup
insulin, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes Melitus biasa
ditandai dengan kadar gula darah di atas normal, di mana kadar glukosa di dalam darah menjadi
tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara cukup. Diabetes Melitus dibagi menjadi dua, yaitu Diabetes
Melitus tipe I dan Diabetes Melitus tipe II. (Lanywati, 2001)
Diabetes Melitus tipe I
adalah Diabetes yang disebabkan oleh pankreas yang tidak dapat menghasilkan
insulin sama sekali. Karena
kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan
tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena faktor keturunan atau
genetika, autoimunitas, dan virus. (Alberti, K.G.M.M., Zimmet, P. ft)
Diabetes Melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes
yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes
menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang
dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara
bertahap. Penyebab
diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi
untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang
tidak sehat. Penyebab
utama diabetes tipe 2 adalah Faktor keturunan, Pola makan dan gaya hidup yang tidak
sehat, kadar kolesterol yang tinggi, jarang berolahraga, dan obesitas. (Wicaksono, 2011)
Komplikasi
DM dapat terjadi pada berbagai organ. Kematian pada DM terjadi tidak secara
langsung akibat hiperglikeminya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang
terjadi. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup,
prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Pencegahan dan
pengelolaan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut (1,3,5-8). (Setiawati, E., Suhartono, S., Ambarwati, E., 2016)
Diabetes menjadi penyebab
penyakit jantung yang lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.Ketika
penyakit jantung muncul pada wanita dengan diabetes, kerusakan yang terjadi
dapat lebih buruk daripada pria. Kematian karena penyakit jantung pada DM Tipe
2 50% lebih besar pada wanita dibanding pria. (Fadilah, N.A., Saraswati, L.D., Adi, M.S., 2016. )
Patients with type 2
diabetes mellitus (T2DM) are at high riskfor fracture, especially in the
elderly patients. (Tang, H.L., Li, D., Zhang, J., Hsu, Y., Wang, T.,
Zhai, S., Song, Y., 2016)
Komplikasi diabetes jangka
panjang dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati perifer. Mikrovaskular dapat menyebabkan retinopati,
glomerulosklerosis, dan nefropati. Penyakit makrovaskular mengacu pada
aterosklerosis dengan berkembangnya penyakit arteri koronaria, stroke, penyakit
pembuluh darah perifer, dan meningkatkan risiko infeksi. Penyakit pembuluh
darah perifer dan neuropati dapat menyebabkan timbulnya gangren kaki pada
penderita diabetes. (Ritrina, P., Marzuki, A., Mangarengi, F., 2017, hal. 291-295)
Adrian, A., Fathonah, S., Amatiria,
G. (2017). . PENGARUH ULTRA FILTRATION RATE (UFR) TERHADAP KADAR GULA DARAH
DAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DM (DIABETES MELITUS) DENGAN KOMPLIKASI CRONIC
KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISIS. J. Keperawatan 10. 81-89.
Adrian, A., Fathonah, S., Amatiria, G.
(2017). PENGARUH ULTRA FILTRATION RATE (UFR) TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN DM (DIABETES MELITUS) DENGAN KOMPLIKASI CRONIC
KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISIS. J. Keperawatan 10. Jurnal
Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014, 81-89.
Alberti, K.G.M.M., Zimmet, P. ft. (n.d.).
Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its
complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus.
Provisional report of a WHO consultation. Diabet. Med. 15. 539–553.
Arman, E. A. ( 2016). PENGARUH PEMBERIAN
SERBUK KERING JAHE MERAH TERHADAP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2. J. Ipteks
Terap. 10. 161–169.
Fadilah, N.A., Saraswati, L.D., Adi, M.S.
(2016. ). GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA (Studi di RSUD Kardinah Kota
Tegal). J. Kesehat. Masy. E-J. 4. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
176–183.
Lanywati, E. (2001). Diabetes Mellitus,
Penyakit Kencing Manis. Kanisius.
Ritrina, P., Marzuki, A., Mangarengi, F.
(2017). Analisis Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein sebagai Faktor
Risiko Komplikasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Medula 4. 291-295.
Setiawati, E., Suhartono, S., Ambarwati,
E. ( 2016). Pengaruh Latihan Hatha Yoga terhadap Kadar Nitric Oxide pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. J. Kedokt. Brawijaya 29. 228–233.
Syaifuddin, M. M. (2016). HUBUNGAN
PANJANG PUNTUNG (STUMP) INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN BERJALAN
DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PASIEN POST AMPUTASI ANGGOTA GERAK BAWAH. J.
Keterapian Fis. 1. 1-7.
Tang, H.L., Li, D., Zhang, J., Hsu, Y.,
Wang, T., Zhai, S., Song, Y. (2016). Lack of evidence for a harmful effect of
sodium-glucose co-transporter 2 (SGLT2) inhibitors on fracture risk among
type 2 diabetes patients: a network and cumulative meta-analysis of
randomized controlled trials. Diabetes Obes. Metab. 18,. 1199–1206.
Wicaksono, R. (2011). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi. Faculty of Medicine.
Komentar
Posting Komentar