SITASI dan BIBLIOGRAFI Menggunakan Zotero Jenis Chicago Manual of Style 16th Edition (Note)
Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Melitus atau yang lebih
dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia).[1] Penyakit ini merupakan penyakit yang prevalensinya
cukup tinggi di dunia. Pada tahun 2013, 382 juta orang hidup dengan diabetes
dan akan meningkat menjadi 471 juta orang pada tahun 2035.[2] Jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2000 menempati urutan ke-4
terbesar dengan prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan diatasnya adalah India (31,7
juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika serikat (17,7 juta jiwa).[3]
Diabetes Melitus adalah
penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup
insulin, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes Melitus biasa
ditandai dengan kadar gula darah di atas normal, di mana kadar glukosa di dalam darah menjadi
tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara cukup. Diabetes Melitus dibagi menjadi dua, yaitu Diabetes
Melitus tipe I dan Diabetes Melitus tipe II.[4]
Diabetes Melitus tipe I
adalah Diabetes yang disebabkan oleh pankreas yang tidak dapat menghasilkan
insulin sama sekali. Karena
kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan
tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena faktor keturunan atau
genetika, autoimunitas, dan virus.[5]
Diabetes Melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes
yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes
menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang
dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara
bertahap (Trisnawati
and Setyorogo, 2013). Penyebab
diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi
untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang
tidak sehat. Penyebab
utama diabetes tipe 2 adalah Faktor
keturunan, Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat,
kadar kolesterol yang tinggi, jarang berolahraga, dan obesitas. [6]
Komplikasi
DM dapat terjadi pada berbagai organ. Kematian pada DM terjadi tidak secara
langsung akibat hiperglikeminya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang
terjadi. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup,
prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Pencegahan dan
pengelolaan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut (1,3,5-8). [7]
Diabetes menjadi penyebab
penyakit jantung yang lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.Ketika
penyakit jantung muncul pada wanita dengan diabetes, kerusakan yang terjadi
dapat lebih buruk daripada pria. Kematian karena penyakit jantung pada DM Tipe
2 50% lebih besar pada wanita dibanding pria. [8] Patients with type 2
diabetes mellitus (T2DM) are at high riskfor fracture, especially in the
elderly patients. [9] Komplikasi diabetes jangka
panjang dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati perifer. Mikrovaskular dapat menyebabkan retinopati,
glomerulosklerosis, dan nefropati. Penyakit makrovaskular mengacu pada
aterosklerosis dengan berkembangnya penyakit arteri koronaria, stroke, penyakit
pembuluh darah perifer, dan meningkatkan risiko infeksi. Penyakit pembuluh
darah perifer dan neuropati dapat menyebabkan timbulnya gangren kaki pada penderita
diabetes. [10]
Bibliografi
Adrian, AK, Siti Fathonah, dan Gustop Amatiria. “PENGARUH ULTRA
FILTRATION RATE (UFR) TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
DM (DIABETES MELITUS) DENGAN KOMPLIKASI CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG
MENJALANI HEMODIALISIS.” Jurnal Keperawatan 10, no. 1 (2017): 81–89.
Alberti, Kurt George Matthew Mayer,
dan PZ ft Zimmet. “Definition, diagnosis and classification of diabetes
mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of
diabetes mellitus. Provisional report of a WHO consultation.” Diabetic medicine
15, no. 7 (1998): 539–553.
Aritrina, Pranita, Asnah Marzuki, dan
Fitriani Mangarengi. “Analisis Kadar Kolesterol Low Density Lipoproteinsebagai
Faktor Risiko Komplikasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.” Medula 4,
no. 1 (2017).
Arman, Eliza, Deddy Almasdy, dan Rose
Dinda Martini. “PENGARUH PEMBERIAN SERBUK KERING JAHE MERAH TERHADAP PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2.” Jurnal Ipteks Terapan 10, no. 3 (2016):
161–169.
Fadilah, Nurul Aini, Lintang Dian
Saraswati, dan Mateus Sakundarno Adi. “GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA (Studi di
RSUD Kardinah Kota Tegal).” Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 4,
no. 1 (2016): 176–183.
Lanywati, Endang. Diabetes
Mellitus, Penyakit Kencing Manis. Kanisius, 2001.
Setiawati, Erna, Suhartono Suhartono,
dan Endang Ambarwati. “Pengaruh Latihan Hatha Yoga terhadap Kadar Nitric Oxide
pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Kedokteran Brawijaya 29,
no. 3 (2016): 228–233.
Syaifuddin, Muhammad, Bhisma Murti,
dan Ari Probandari. “HUBUNGAN PANJANG PUNTUNG (STUMP) INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
DENGAN KESEIMBANGAN BERJALAN DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PASIEN POST AMPUTASI
ANGGOTA GERAK BAWAH.” Jurnal Keterapian Fisik 1, no. 2 (2016).
Tang, Huilin L, DD Li, JJ Zhang, YH
Hsu, TS Wang, SD Zhai, dan YQ Song. “Lack of evidence for a harmful effect of
sodium-glucose co-transporter 2 (SGLT2) inhibitors on fracture risk among type
2 diabetes patients: a network and cumulative meta-analysis of randomized
controlled trials.” Diabetes, Obesity and Metabolism 18, no. 12 (2016):
1199–1206.
Wicaksono, Radio Putro.
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi
Kasus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi.” Faculty of
Medicine, 2011.
[1] Syaifuddin, Murti, dan Probandari,
“HUBUNGAN PANJANG PUNTUNG (STUMP) INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN
BERJALAN DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PASIEN POST AMPUTASI ANGGOTA GERAK BAWAH.”
[2] Arman, Almasdy,
dan Martini, “PENGARUH PEMBERIAN SERBUK KERING JAHE MERAH TERHADAP PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2.”
[3] Adrian, Fathonah, dan Amatiria, “PENGARUH
ULTRA FILTRATION RATE (UFR) TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN DM (DIABETES MELITUS) DENGAN KOMPLIKASI CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG
MENJALANI HEMODIALISIS.”
[5] Alberti dan Zimmet, “Definition, diagnosis
and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1:
diagnosis and classification of diabetes mellitus. Provisional report of a WHO
consultation.”
[6] Wicaksono, “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di Poliklinik Penyakit
Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi.”
[7] Setiawati, Suhartono, dan Ambarwati,
“Pengaruh Latihan Hatha Yoga terhadap Kadar Nitric Oxide pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2.”
[8] Fadilah, Saraswati, dan Adi, “GAMBARAN
KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES
MELITUS TIPE 2 PADA WANITA (Studi di RSUD Kardinah Kota Tegal).”
[9] Tang et al., “Lack of evidence for
a harmful effect of sodium-glucose co-transporter 2 (SGLT2) inhibitors on
fracture risk among type 2 diabetes patients: a network and cumulative
meta-analysis of randomized controlled trials.”
[10] Aritrina, Marzuki, dan Mangarengi,
“Analisis Kadar Kolesterol Low Density Lipoproteinsebagai Faktor Risiko
Komplikasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.”
Komentar
Posting Komentar